"aku sedang merapikan rumahku yang berantakan oleh tamu sebelumnya. sebenarnya aku lelah merapikan rumahku karna aku merapikan semuanya sendiri, aku sudah berulang kali merapikan tempat ini sendirian tanpa ada yang membantuku, ah, ini berat, tak apa aku pasti bisa merapikannya sendiri, tapi jika tamu yang baru mau ikut untuk merapikan tempatnya juga tidak apa aku persilahkan dengan senang hati." -harapnya
kisah ini dimulai dari dia,
dia seorang gadis yang telah berulang kali berusaha merapikan rumahnya akibat ulah beberapa tamu yang berkunjung, awal dari tamu itu bisa bertamu kerumahnya yaitu dengan pertemuan yang tidak disengaja. bagi dia itu ialah pertemuan yang tidak disengaja, tapi tidak tau jika bagi Tuhan, apa mungkin Tuhan memang sengaja mempertemukan gadis itu dengan tamu-tamu tersebut, atau mungkin Tuhan tidak ikut campur tangan atas pertemuan-pertemuan terhadap tamu-tamu ini.
tidak semua orang yang kenal gadis itu bisa bertamu kerumahnya, dia cukup selektif untuk memilih siapa saja yang boleh bertamu kerumahnya. atas dasar apa orang-orang tersebut bisa bertamu kerumahnya? ya, atas dasar gadis tersebut suka atau tidak terhadap orang-orang itu, jika gadis itu tidak suka tentu orang-orang tersebut tidak di perbolehkan bertamu di rumahnya, padahal belum tentu orang-orang yang gadis sukai punya niat baik bertamu kerumahnya, bisa saja orang-orang yang gadis tidak sukai malah mempunyai niat baik bertamu kerumahnya.
diawali dengan pertemuan yang tidak disengaja (katanya) disuatu tempat, untuk pertemuan kali ini sepertinya memang cocok disebut pertemuan yang tidak di sengaja. pada saat pertemuan itu sebenarnya sigadis sedang mulai merapikan dan menata rumahnya kembali yang sedang amat sangat berantakan karna ulah penghuni sebelumnya yang sudah singgah cukup lama, kira sigadis, penghuni itu akan selama singgah tapi ternyata penghuni itu bisa angkat kaki juga dari rumahnya, penghuni itu memang sengaja di usir oleh sigadis karna sudah membuat keadaan rumah lama-lama makin berantakan, berkali-kali penghuni itu memberantaki rumah gadis tapi gadis selalu bisa memaafkan, hingga pada suatu titik sigadis sudah tidak sanggup untuk membereskannya lagi akhirnya penghuni tersebut di usir oleh gadis.
"pergi kau dari rumahku!, angkat kaki dari sini dan jangan pernah kembali!!" tegas gadis
setelah gadis menyuruh penghuni tersebut pergi, sigadis tidak langsung membereskan rumahnya, karna sangking capeknya, cukup lama gadis membiarkan rumahnya berantakan, si gadis memang sengaja tidak terburu-buru merapikan rumahnya, karna sigadis berniat tidak akan menerima tamu dalam waktu dekat, mungkin dalam waktu satu atau dua tahun sigadis baru bisa menerima tamu lagi.
tapi takdir sepertinya berkata lain, "ah, takdir selalu saja tidak pernah berkata bersamaan dengan dia". pertemuan yang tidak disengaja itu membuat sigadis tergiur untuk menjadikan orang tersebut menjadikannya tamu di rumahnya, bagimana tidak, sejak awal pertemuannya sigadis sudah melihat matanya yang menjadikan gadis merasa bahwa orang itu mempunyai rumah yang sangat amat sejuk, damai, matanya yang terlihat teduh dan penuh dengan kasih yang tulus. matanya yang membuat sigadis candu untuk melihatnya, menjadikan selalu ada di dalam otak sigadis, mata itu juga bisa membawa sigadis ingin terus menerus terjebak dalam pertemuan, astaga... apakah sigadis mulai jatuh cinta, itu artinya apakah sigadis mulai memperbolehkan orang tersebut menjadi tamu dirumahnya yang masih berantakan itu. hingga pada suatu waktu setelah beberapa kali pertemuan sigadis diajak untuk menjadi tamu di rumah orang tersebut, tanpa basa basi sigadis mau untuk berkunjung ke rumahnya, dan benar saja orang itu mempunyai rumah yang teduh, damai,dan penuh kasih sayang, sigadis langsung jatuh hati kepada rumah itu, rumah itu membuatnya nyaman amat sangat nyaman, ditambah sigadis diperlakukan orang itu bak putri kerajaan yang amat sangat dihargai, seolah-olah rumah itu sengaja dibuat hanya untuk gadis, yang membuat sigadis enggan pergi dari rumah itu. lalu untuk pertamuan berikutnya gadis mengajak orang itu untuk bertamu dirumahnya, mereka masuk kerumah gadis, gadis mengeluh jika rumahnya masih sangat amat berantakan
"huh, aku kesal harus membereskan semua ini sendiri, sudah di bereskan diberantaki lagi, begitu terus aku capek, kamu mau membantuku membereskan semua ini tidak?"
"ya, tentu saja aku mau membantumu membereskan semua ini" jawab tamu
"tapi kau harus janji jangan memberantakinya"
"bagaimana mungkin aku memberantaki rumah cantik, senyaman, dan seteduh ini, tentu aku tidak akan tega"
"ok, baiklah, aku percayakan padamu"
"tenang, aku tak akan membiarkan seorang pun memberantaki rumah ini"
"aku percayakan ini sepenuhnya kepadamu"
Hebat! tamu itu bisa membuat sigadis mempercayakan rumahnya berada ditangan sitamu, padahal jika dingat kembali sigadis tidak akan mempercayakan rumahnya kepada siapapun, bahkan untuk menerima tamu pun dia tidak mau.
benar saja, sitamu bisa menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, setiap hari sitamu selalu menyambangi rumah gadis, membantu membereskan rumah dengan tenang dan penuh kasih sayang, tidak mudah memang, tapi lambat laun rumah sigadis selesai dibereskan, dan ditata rapi sesuai apa yang sigadis mau, sitamu memang paling mengerti apa yang gadis inginkan, padahal sebelumnya belum pernah ada yang bisa mengerti apa yang sebenarnya gadis mau untuk rumah kesayangannya, hal ini membuat sigadis makin percaya kepada sitamu bahwa sitamu suatu saat dalam waktu dekat akan menjadi penghuni tetap di rumahnya, malah sekarang sigadis sudah menganggap tamu itu sebagai penghuni rumahnya, ya sitamu ini aku akui SANGAT HEBAT!. karna memang seperti itulah sitamu dimata sigadis.
tiba-tiba saja langit seperti runtuh diatas kepala gadis, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat, apa yang terjadi? ya, sitamu tiba-tiba saja memberantaki rumah sigadis, entah apa maksud sitamu melakukan itu
"apa ini?? apa maksud mu memberantaki rumah ku?? bukankah kau telah berjanji kau tidak akan membiarkan satu orangpun memberantaki rumahku, lalu mengapa kau sendiri yang memberantaki rumah ini??? ayo kita rapikan bersama lagi seperti waktu itu"
si tamu tidak menjawab apapun dari apa yang telah gadis pertanyakan, sitamu pergi begitu saja tanpa kata tanpa pamit sedikitpun meninggalkan sigadis serta rumahnya yang berantakan porak poranda melebihi dari yang sebelum-sebelumnya, hal itu membuat gadis bingung, rasa ingin marah-marah, menangis, benci, kesal, penasaran kenapa ini semua bisa terjadi.
Rumah itu bagaikan hati, dan isi rumah itu bagaikan kenangan-kenangan masa lalu yang pernah gadis lewati bersama orang-orang yang pernah ia percayai untuk menjaga hatinya. semakin banyak isi rumah berarti semakin banyak kenangan-kenangan yang sulit untuk dibereskan sendiri, maka dari itu gadis membutuhkan seseorang untuk membereskan hatinya merapikan menatanya kembali, melupakan hingga menghilangkan kenangan-kenangan masa lalunya. tetapi sayangnya hal itu salah, untuk menata hati kembali melupakan hingga menghilangan kenangan-kenangan itu, gadis tidak seharusnya membutuhkan seseorang, sigadis tidak tahu bahwa hal itu bisa menyebabkan hatinya semakin berantakan, dia tidak sadar dengan adanya dia meminta bantuan kepada seseorang, seseorang itu semakin jadi mempunyai hak untuk memberantakinya lebih parah lagi dari yang sebelumnya.
seharusnya gadis membereskan dan menata hatinya sendiri, ketika telah rapi, dan siap untuk di isi kembali, baru lah dia membutuhkan seseorang untuk mengisi hatinya.